Menteri Kordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli bersama Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, bahas percepatan ubah tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi tenaga profesional indonesia (TPI) selama lima tahun ke depan.
Tingkatkan Kualitas Pekerja, Pendidikan Kejuruan Diperbanyak
Percepatan itu dimulai dari pendidikan, karena itu keduanya setuju memperbanyak sistem pendidikan kejuruan dan politeknik yang akan menggandeng beberapa negara.
Selama ini sistem pendidikan Indonesia terlalu fokus pada pendidikan umum dan bukan kepada keahlian.
Karena itu, Rizal meminta Kementerian Pendidikan menganggarkan Rp.44 triliun guna pembiayaan pembentukan TPI selama lima tahun.
Menurutnya, sistem pendidikan yang fokus ke pendidikan umum itu berkiblat pada negara Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Padahal, sistem pendidikan Jerman, Australia dan Swiss yang lebih mengutamakan sistem kejuruan melalui politeknik dan pelatihan vokasional juga bisa dijadikan panutan yang baik.
"Itu lebih fokus, lebih mementingkan pendidikan kejuruan sehingga alumninya bisa masuk cepat ke industri.
Sementara kita terlalu jor-joran menyediakan pendidikan umum. Kebanyakan lulusannya memang berpengetahuan luas, tapi tidak memiliki skill yang memadai”, pungkasnya.
![]() |
Tingkatkan Kualitas Pekerja, Pendidikan Kejuruan Diperbanyak |
Tujuan memperbanyak sistem kejuruan dan politeknik di Indonesia, supaya kualitas skill masyarakat semakin tinggi.
Dan berimbas dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh dengan cara berkualitas.
Pertumbuhan ekonomi tidak berkualitas sudah pasti kesejahteraan SDM terbatas, dengan peningkatan skill SDM.
Transformasi tenaga kerja profesional bisa mendatangkan devisa lima kali lipat daripada transformasi TKI yang hanya mendatangkan devisa per tahunnya sekira USD10 miliar. Artinya dengan skill masyarakat pertumbuhan ekonomi tumbuh dengan kualitas.
Mereka pun membahas strategi percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia agar segera naik kelas menjadi tenaga profesional Indonesia.
Usulan percepatan peningkatan kualitas tenaga kerja itu telah disampaikan kepada Presiden dan akan dibahas dalam rapat kabinet.
Rencananya, pemerintah akan membuat balai latihan kerja (BLK) dan politeknik sebanyak mungkin di seluruh Indonesia.
Dengan menerapkan skema country partner sebagai infrastrukturnya, seperti dengan Jerman yang dikenal jagonya teknik, nantinya peralatan dan instruktur langsung dari industry di negara tersebut.
Menteri Ketenagakerjaan sendiri mengatakan, BLK, sekolah kejuruan dan politeknik akan disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada ditiap-tiap lokasi.
“Misalnya di Serang kita butuh apa kita minta bantuan pemerintah Austria, di Bekasi kita butuh BLK apa kita minta pemerintah Jerman. Kita sesuaikan dengan kebutuhan daerahnnya”, tambahnya. linda/ apr.